Berita dari Alam Barzakh

Asbag bin Nubatah seorang sahabat pilihan imam Ali as meriwayatkan bahwa imam Ali as di saat menjadi khlifah mengangkat Salman Farsi menjadi gubenur di Madain dan aku tidak pernah putus berhubungan dengannya. Suatu ketika Aku menjenguknya yang sedang sakit dan tubuhnya membujur di atas tempat tidur.

Di akhir hayatnya ia berkata kepadaku : “Wahai Asbag, Rasulullah Saw memberi khabar kepadaku, di saat ajalku tiba orang-orang yang telah meninggal akan berbicara kepadaku. Kamu dan beberaap orang bawalah aku dengan keranda ke keburun, hingga aku mengetahui ajalku telah tiba atau belum ?”.

kami pun melakukan perintahnya dan membawahnya ke kuburan. Sesampainya di sana aku letakan dia di tanah dan menghadapkannya ke kiblat. Kemudia Salman berseru kepada orang-orang yang telah meninggal : “Salam atas kalian semua penghuni kubur dan telah meninggalkan dunia ini”. tidak ada jawaban yang ia dengar dan untuk yang kedua kalinya Salman berkata : “Salam atas kalian yang berpakaian tanah, salam atas kalian yang telah melihat amalan-amalan kalian di dunia, salam atas kalian yang menanti kedatangan hari kiamat. Aku bersumpa demi Allah dan RasulNya berbicaralah salah satu dari kalian kepadaku. Aku adalah budak Rasulullah Saw dan beliau telah besumpah kepadaku di saat ajalku tiba orang yang telah mati akan berbicara padaku.

Kemudia Salman terdiam, tiba-tiba terdengar suara dari dalam kubur, ia berkata : “Salam atas kalian penghuni alam fana dan yang disibukan perkara-perkara dunia. Kami mendengar perkataanmu dan kami siap menjawabmu. Tanyakanlah apa yang kau inginkan ! semoga Allah SWT melipahkan rahmatnya kepadamu !”.

Salman berkata : “Hai yang berbicara denganku, apakah kamu penghuni surga atau jahanam ?”. Ia berkata : “Aku adalah salah satu orang yang mendapatkan rahmat dan karuni Allah dan sekarang aku berada dalam surga barzakhi.

Salman berkata : “Wahai hamba Allah ! beritahu aku tentang kematian ! dan katakan bagaimana kamu melewati kematian, apa yang kamu lihat dan apa yang dilakukannya denganmu ?”.

Ia berkata : “Hai Salman ! demi Allah ! seandainya bagian-bagian tubuhku di gunting hal itu lebih ringan dari pada ketika nyawaku dicabut. Ketahuilah aku di dunia adalah orang yang suka berbuat baik, menjalankan perintah-perintah Allah, membaca al-Quran, berbakti kepada kedua orang tuaku, berusaha berjalan di jalan Allah, menjauh dari kemungkaran, tidak pernah berbuat dhalim kepada siapapun, mencari rizki yang halal hingga aku tidak meminta kepada orang lain, aku hidup dalam kenikmatan dan tiba-tiba aku jatuh sakit.

Setelah beberapa hari aku merasakan ajalku telah tiba. Seorang yang kasar dan jelek rupahnya berdiri di hadapanku. Ia menunjuk mata, telinga dan lidahku hingga aku menjadi buta, tuli dan bisu. Demikian tubuhku satu persatu menjadi kaku tak bergerak hingga terdengar suara jeritan tanda orang-orang di sekitarku yang mengira aku telah mati”.

 Dahsyatnya alam Barzakh 

Setelah itu datang dua orang yang baik rupanya, mereka duduk di samping kanan dan kiriku. Mereka menguncapkan salam, seraya berkata kepadaku : “Kami membawah catatan amal perbuatanmu, ambil dan bacalah ! kami adalah dua malaikat yang selalu menemanimu dan mencatat amal perbuatanmu di dunia. Aku bahagia sewaktu mengambil dan membaca amal perbuatan baikku dan sewaktu aku membaca amal perbuatan jelekku air mataku mengalir. Tetapi dua malaikat itu berkata kepadaku : “Berbahagialah kamu ! jangan bersedih, karena kamu akan baik-baik saja”.

Kemudia datang Izrail memisahkan ruhku dari jasadnya. Suara tangisan keluarga dan kerabat-kerabatku meledak, kemudia Izrail menasihati mereka dan mengucapkan bela sungkawa (mereka tidak mendengar nasihat dan ucapan belasungkawa Izrail, karena hijab menutupi mereka penj). Kemudia ruhku dibawahnya kehadapan Allah dan ditanya berkenaan dengan amalan kecil dan besar, seperti sholat, puasa, haji, membaca al-Quran, zakat, sedekah, bagaimana aku menggunakan umurku, taat kepada kedua orang tua, pembunuhan, memakan harta anak yatim, menghidupkan malam (tahajud) dan lain sebagainya.

Kemudia seorang malaikat bersama ruhku kembali ke bumi. Mereka sedang memandikanku, di saat itu aku meminta mereka untuk berbelas kasih dan hati-hati dalam memandikan tubuhku, tetapi mereka tidak mendengar perkataanku. Kemudia mereka mengkafani dan membawahku ke kuburan, sementara ruhku mengikuti jasadku sampai mereka menguburkanku. Di dalam kubur ketakutan menyelimutiku (seakan-akan aku dilemparkan dari langit ke bumi).

Setelah mereka kembali ke rumah, aku berkata kepada diriku : “Oh seandainya aku kembali bersama mereka ke rumah”. Tiba-tiba datang suara mengatakan “sia-sia saja harapanmu tidak akan ada jalan untuk kembali”. Aku bertanya kepadanya : “Siapakah kamu ?”.

Ia menjawab : “Aku adalah malaikat munabih (yang membangunkan) dan aku diperintahkan memberitahukan amal perbuatan seluruh manusia setelah kematian”.

Kemudia ia mendudukanku dan berkata : “Tulislah amal perbuatanmu !”.

Aku berkata : “Aku tidak punya kertas”.

Ia merobek kafanku dan berkata : “Ini kertasmu dan tulislah !”.

Aku berkata : “Aku tidak punya pulpen”.

Ia berkata : “Pakai jari jelunjukmu”.

Aku berkata : “Aku tidak punya tinta”.

Ia berkata : “Air liur adalah tintamu”.

Waktu itu apa yang ia katakan, aku menulisnya baik amalan kecil ataupun besar. Setelah itu ia memberi setempel amal perbuatanku dan mengalungkannya ke leherku. Begitu beratnya amalan itu, seakan-akan leherku sedang memikul gunung-gunung yang ada di muka bumi!.

Malaikat itu pun pergi meninggalkanku, lalu datang malaikat Munkar dan Nakir. Mereka menanyaiku beberapa pertanyaan dan dengan rahmat Allah aku dapat menjawab semua pertanyaan mereka dengan benar. Kemudia mereka memberikan khabar gembira dan nikmat-nikmat Allah kepadaku dan ia menidurkanku, seraya berkata : “Tidurlah dengan tenang !’.

Kemudia aku melihat jendela surga terbuka di atas kepalaku dan angin sejuk menyapaku serta kuburanku menjadi luas. Kemudian ia mengucapkan dua kalimat syahadat, berhati-hatilah terhadap amal perbuatanmu ! karena hisab sangat berat ! , suaranya pun terputus.

Salman berkata : “Keluarkan aku dari keranda ini dan sandarkanlah aku”. Asbag dan beberapa orang sahabatnya melakukan perintah Salman. Kemudia Salman menatap langit seraya berkata : “Wahai yang memegang kendali ikhtiar segalah sesuatu. Aku beriman padaMu, mengikuti RasulMu, menyakini kitab yang kau turunkan … ketika itu ajal Salman tiba dan demikianlah manusia suci menutup mata untuk selama-lamanya.

Bihar al-Anwar jilid 22 hal. 374 dengan sedikit di ringkas

Tinggalkan komentar